Sabtu, 10 April 2010

Sistem Operasi 64bit dan 32bit


Perbedaan antara 64 bit dan 32 bit

Sebenarnya, istilah 64 bit dan 32 bit tersebut adalah mengacu pada mikroprosesor dari komputer. Sistim operasi maupun aplikasi 64 bit dan 32 bit didesain untuk berjalan pada mikroprosesor dari kedua bit tersebut.

Mikroprosesor 64 bit memiliki register integer yang dapat menyimpan 64 bit data dan dapat mengirim data sebesar 64 bit antara memori dan register di CPU dalam operasi tunggal. Sementara untuk yang 32 bit, hanya bisa memindahkan data dalam jumlah itu saja. Register adalah bagian dari CPU dimana data dapat disimpan dengan sangat cepat. Intel dan AMD telah menjual mikroprosesor 64 bit.

Hal yang menarik mengenai tipe prosesor 64 bit adalah, sistim operasi 64 bit dapat menjalankan program 32 dan 64 bit. Hal ini menjamin kompatibilitas ke belakang, terhadap aplikasi 32 bit. Jika prosesor 32 bit hanya dapat mengakses RAM sebesar 4 GB, sementara prosesor 64 bit memiliki potensi untuk mengakses RAM sebesar 16777216 TB.

Penjelasan mudahnya, kita bisa menganalogikan seperti fenomena jalan tol. Jika hanya memiliki 32 pintu tol, maka jalan tol tersebut akan dilanda kemacetan yang luar biasa, karena tenaga penjual karcis yang terbatas digunakan untuk melayani sekian banyak mobil. Namun jika memiliki 64 pintu, maka jalan tol tersebut akan jauh lebih lancar, karena tenaga penjual karcis yang disediakan di setiap pintu juga lebih banyak. Tenaga dan pintu yang tersedia pun dapat digunakan untuk melayani lebih banyak mobil.

Implikasi Penggunaan Sistim Operasi dan Aplikasi 64 bit

Dengan potensi pengalamatan memori yang sangat besar, bahkan belum terbayangkan sepenuhnya di masa sekarang, maka sangat dimungkinkan sebuah komputer untuk mengolah data yang sangat besar juga. Secara riil, sangat dimungkinkan bagi sebuah program pengolah gambar yang berjalan pada platform 32 bit, untuk mengolah foto dari Monumen Nasional, dalam ukuran aselinya.

Namun, jika menggunakan komputer, sistim operasi, dan aplikasi 64 bit, maka secara teoritis akan dimungkinkan untuk mengolah foto dari planet bumi dalam ukuran aselinya juga. Penggunaan aplikasi sehari-hari, seperti pengolah kata dan pengolah angka, biasanya sudah bisa ditangani sistim 32 bit.

Namun, Pengolahan data dalam jumlah besar, seperti menjalankan aplikasi Database militer/keuangan real time dan saintifik, lebih dimungkinkan pada aristektur 64 bit.

Namun segala fitur ini hanya diperoleh, jika aplikasi tersebut ditulis ulang untuk platform 64 bit. Jika tidak, maka data yang diolah hanya sebesar segmen 32 bit. Jika ingin mengetahui katalog aplikasi 64 bit, dapat dibuka pada situs http://www.64xsoft.com/

Istilah ‘64 bit’ sebagai Marketing Gimmick

Di Dunia Teknologi Informasi (TI) menggunakan istilah teknis, namun terdengar canggih di telinga awam, sudah menjadi bagian dari strategi pemasaran. Misalnya, hal ini pernah diterapkan Google, sewaktu tetap memberikan label ‘beta’ pada layanan Gmail miliknya. Walaupun diberi label demikian, tapi layanan Gmail sudah merupakan suatu client email yang berfungsi penuh.

Apple menggunakan teknik yang serupa, sewaktu menambahkan label ‘X’, pada MacOS. Sehingga disebut MacOSX, yang memang berarti Mac OS versi 10. Namun huruf ‘X’ tersebut memberikan kesan futuristik pada teknologi milik Apple tersebut.

Microsoft pun mengembalikan pemberian nama versi Windows kembali ke model versi angka, seperti terakhir kita jumpai pada Windows 3.11. Pemberian nama ‘Windows 7’ akan mempermudah pelanggan untuk mengingat versi sistim operasi tersebut.

Hal serupa juga ditemui pada labeling dari arsitektur sistim operasi tersebut. Baik Windows, MacOSX, ataupun Linux selalu mengidentikkan diri mereka sebagai sistim operasi 64 bit.

Hal ini memberikan penegasan pada pelanggan, bahwa arsitektur sistim operasi mereka jauh lebih canggih daripada sistim 32 bit yang sudah menjadi kuno, dan menandakan suatu ‘lompatan kuantum’ dari aristektur yang lama, kepada yang baru.

Dengan labeling tersebut, maka vendor memberitahukan pada pelanggan, bahwa terdapat lebih banyak aplikasi, yang mampu mengolah data dalam jumlah sangat besar, yang akan segera tersedia.

Sistim operasi 64 bit di masa depan

Sistim operasi 64 bit akan membuka kemungkinan bagi dikembangkannya aplikasi-aplikasi yang sangat khusus. Pengolahan data Genome dan Proteome pada bidang Bioinformatika, akan dipermudah dengan arsitektur tersebut.

Diharapkan, dengan arsitektur baru ini, maka pengembangan agen terapetik dan preventif farmasi akan semakin dipermudah. Sementara itu, Virtual reality akan dapat direalisasikan.

Bayangkan, jika kita dapat chatting dengan teman kita, dan dengan bantuan VR, kita akan merasa berhadap secara langsung dengan dia, bukan hanya menyaksikan via video. VR juga akan membantu playback video, sehingga kita akan merasa berada ‘didalam’ video tersebut. Berbagai kemungkinan, yang sebelumnya dianggap tidak mungkin, akan terbuka dengan arsitektur 64 bit.